Nama : Budi Alexander
Kelas : XI SMA Metodist Palembang
Pembimbing : Ivan Yulietmi
Tahun 2010
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa 3x
Sukho
buddhānamuppādo
Sukhā
saddhammadesanā
Sukhā samghassa
sāmaggī
Samaggānam tapo
sukho (Dhp.195)
Kelahiran para
Buddha merupakan sebab kebahagiaan
Pembabaran ajaran
Benar merupakan sebab kebahagiaan
Persatuan Sańgha
merupakan sebab kebahagiaan
Dan usaha perjuangan
mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan
Dewan juri yang
terhormat
Teman-teman sedharma
yang berbahagia
Namo Sanghyang adi
Buddhaya
Namo Buddhaya
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk berbagi Dhamma dengan teman-teman
semua. Ini merupakan karma baik yang luar biasa bagi saya karena pada
hari ini dapat berjumpa dengan teman-teman se-Dharma dan berkesempatan untuk
berbagi Dhamma Sang Buddha yang luar biasa ini. Hari ini saya akan menyampaikan
dhammadesana dengan tema “Waisak Membawa Kebahagiaan”.
Setiap satu tahun sekali, sebagai umat Buddha kita
memperingati hari raya waisak. Adakah yang tahu? Apakah hari raya waisak itu?
…. Hari raya waisak merupakan hari yang
bersejarah bagi kita semua, yaitu umat Buddha. Karena pada hari inilah Guru
Agung kita, Buddha Gotama, lahir, mencapai kebuddhaan, dan parinibbana pada
waktu yang sama yaitu pada bulan purnama sidhi di bulan waisak kurang lebih
2554 tahun lalu.
Teman-teman, Buddha Gotama lahir dengan nama
Siddhartha Gotama sebagai putra dari Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya dari
kerajaan Sakya di India. Pangeran Siddharta lahir pada tahun 623 SM di taman
lumbini tepat pada bulan purnama sidhi di bulan waisak, ketika Beliau lahir
sungguh terjadi keajaiban yang luar biasa, seperti: bumi bergetar, hujan
panas-dingin dan bunga-bunga bermekaran meskipun bukan pada waktunya. Dan tak
kalah menakjubkan Beliau pun bisa langsung berjalan sebanyak tujuh langkah dan di
setiap jejak langkahnya langkahnya muncul bunga teratai yang sanga luarbiasa
indahnya! Wah… hebat ya teman-teman.
Peristiwa kedua adalah hari dimana pangeran
Sidharta mencapai Kebuddhaan. Pada usia 29 tahun Pangeran Siddharta bertekad
melepaskan kehidupan keduniawiannya dengan memotong rambutnya dan melpaskan
perhiasan-perhiasan yang Beliau pakai di tepi sungai anoma. Setelah beliau
melepaskan semuanya, Beliau pun mulai menjalani kehidupan sebagai petapa yang
sangat sederhana, yang berbeda jauh dengan kehidupan semasa hidup di istana.
Selama 6 tahun Beliau menjalani pertapaan menyiksa
diri di hutan uruvela. Setelah selama itu Beliau akhirnya menyadari bahwa semua
itu tak ada gunanya. Sampai akhirnya Beliau meninggalkan cara ini dan mencari
cara lain. Untuk menguatkan tekad ini Beliau pun pergi ke sebuah sungai yaitu
sungai neranjara dengan membawa sebuah patta atau mangkuk makan yang biasa di
gunakan oleh para petapa. Setelah sampai, beliau bertekad jika mangkuk ini
dapat melawan arus sungai ini, maka cita-cita Beliau akan tercapai. Akhirnya
beliau pun melemparkan mangkuknya dan sesuatu terjadi. Ajaib. Sungguh
menakjubkan teman-teman bahwa mangkuk yang beliau lempar itu dapat melawan arus
sungai itu. Dengan tekad penuh Beliau akhirnya memilih jalan bermeditasi dengan
menjaga keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Pada akhirnya, ketika
Beliau duduk bermeditasi di bawah pohon besar yang menaunginya Beliau mencapai
kebuddhaan. Setelah itu selama 45 tahun Buddha berkeliling India mengajarkan
Dhamma kepada banyak orang dan tak terhingga banyaknya orang yang telah
mendapat manfaat dari dharma yang Sang Buddha ajarkan.
Peristiwa ketiga yaitu hari dimana Buddha
parinibbanan pada usia 80 tahun atau tepat pada tahun 543 SM. di bulan purnama
siddhi di bulan waisak! Setelah Beliau menyiarkan Dhamma selama 45 tahun,
Beliau parinibbana diantara dua pohon sala kembar di kusinara. Pada saat itu,
semua siswa-siswanya memberikan penghormatan yang terakhir kalinya dan juga
begitu pula dewa-dewa yang tak ketinggalan memberikan penghormatan terakhir
pada Buddha Gotama.
Tiga peristiwa penting inilah yang membuat hari
raya waisak sangat dihormati oleh seluruh umat Buddha di seluruh dunia.
Teman-teman apa makna yang bisa kita ambil dalam setiap perayaan waisak.
Kalau kita renungkan akan ada beberapa hal yang
bisa kita maknai seperti dalam syair Dhammapada 195
Kelahiran
para Buddha merupakan sebab kebahagiaan
Pembabaran
ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan
Persatuan
Sańgha merupakan sebab kebahagiaan
Dan
usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan
Mari kita bahas satu persatu :
Pertama;
Kelahiran para Buddha merupakan sebab kebahagiaan. Teman-teman untuk terlahir
menjadi manusia itu tidak mudah, kita harus punya tumpukan karma baik yang
sangat banyak, namun demikian bertemu dengan Buddha atau ajaran Buddha jauh
lebih sulit lagi. Karena tidak semua orang punya cukup banyak karma baik untuk
bertemu Buddha. Buddha adalah manusia suci yang telah tercerahkan sempurna.
Beliau adalah teladan hidup bagi siapa saja yang ingin mencapai kebahagiaan
dunia dan setelah mati, Beliau mengajarkan pada kita bagai mana menjalani
kehidupan yang berkualitas dan akhir yang bahagia, yaitu dengan menjalankan
Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Ini alasan mengapa Kelahiran para Buddha
merupakan sebab kebahagiaan.
Kedua;
Pembabaran ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan. Kita sangat beruntung
terlahir pada masa dimana Buddha hadir didunia dan mengajarkan Dhamma. Ajaran
Buddha telah berusis + 2554 tahun, namun demikian ajaran Beliau tidak
pernah usang, tidak pernah ketinggalan jaman. caba kita renungkan dari jaman
dulu sampai sekarang, ajaran untuk tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat
asusila, tidak berbohong, dan tidak mengkonsumsi zat yang memabukkan adalah ajaran
yang dipegang dan dilaksanakan oleh semua orang dudunia, dan ini adalah pedoman
sehari-hari kita.
Ketiga;
Persatuan Sańgha merupakan sebab kebahagiaan. Dengan adanya contoh nyata
dari orang-orang yang telah berhasil mempraktekkan ajaran Buddha dan menjadi
arahat, orang suci, dan persatuan mereka adalah sebab kebahagiaan bagi kita.
Dan
keempat; usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan, mempraktekkan
ajaran Buddha memerlukan semangat dan kesabaran karena kehidupan ini penuh
dengan gadoaan untuk melakukan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri, oleh
karena itu usaha perjuangan dari mereka yang bersemangat untuk menjalankan dan
merealisasi Dharma adalah sebab kebahagiaan.
Nah teman-teman inilah yang selalu harus kita
renungkan setiap saat, terlebih lagi pada saat waisak, Hal ini akan selalu
mengingatkan kita untuk selalu meneladani Buddha dan terus mempraktikkan ajaran
Buddha dalam setiap detik kehidupan kita, supaya kita bahagia.
Nah teman-teman, kesimpulan dari pembicaraan ini
adalah hari raya Tri Suci Waisak merupakan hari yang sangat bersejarah untuk
kita, karena pada saat inilah Guru kita sang Buddha lahir, mencapai kesempurnaan
dan parinibbana. dengan demikian kelahiran Buddha, pembabaran Dhamma, persatuan
sangha dan usaha dari mereka yang telah bersatu adalah sebab kebahagiaan bagi
kita.
Baiklah semoga dengan Dhamma desana ini kita semua
dapat memperoleh berkah kedamaian, kesehatan dan kebahagiaan. Dan tak lupa juga
kita limpahkam jasa-jasa kebajikan ini kepada orang tua kita, guru-guru kita,
dan pada semua makhluk!
Sabbesatta bhavantu sukhittata.
Semogha semua makhluk hidup berbahagia!
Sadhu, sadhu. sadhu.
Namo Sanghyang adi
Buddhaya
Namo Buddhaya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar