Hanan Monsour
Hanan lahir di Lebanon, di
pertengahan 1930-an. Ketika ia berumur dua puluh, Hanan menikah dengan Farouk
Mansour, dari keluarga baik-baik di Lebanon. Pasangan itu mempunyai dua anak
perempuan, bernama Leila dan Galareh. Hanan memiliki saudara bernama Nabih,
yang cukup terkenal di masyarakat Lebanon, tetapi ia meninggal ketika ia masih
berusia muda dalam kecelakaan pesawat.
Setelah melahirkan anak kedua, Hanan
mengidap sakit jantung dan para dokter menyarankan untuk tidak punya anak lagi.
Tapi ia tidak mengindahkan peringatan para dokter, Hanan memiliki anak ketiga,
seorang putra, pada tahun 1962. Pada tahun 1963, tak lama setelah kematian
kakaknya Nabih, kesehatan Hanan mulai memburuk. Hanan kemudian mulai berbicara
tentang kematian. Hanan sering mengatakan kepada Farouk, suami Hanan, bahwa
"dia akan bereinkarnasi dan banyak menceritakan tentang kehidupan
sebelumnya." Ini dikatakan dua tahun sebelum kematiannya.
Pada usia tiga puluh enam, Hanan
pergi ke Richmond, Virginia, untuk menjalani operasi jantung. Saat hendak di
operasi, Hanan mencoba menelpon putrinya, tapi tidak tersambung. Setelah di
operasi, Hanan mengalami komplikasi dan akhirnya ia meninggal.
Sepuluh hari setelah Hanan
meninggal, Suzanne Ghanem lahir.
Ibu Suzanne mengatakan kepada Ian
Stevenson bahwa tak lama sebelum kelahiran Suzanne, " Saya bermimpi
akan memiliki bayi perempuan. Didalam mimpi itu ,saya bertemu dengan seorang
wanita berusia sekitar empat puluh-an, saya mencium dan memeluknya, Dia pun
berkata, ‘Aku akan datang kepadamu.’
Kemudian suatu ketika saya melihat
foto Hanan, saya pikir itu tampak seperti wanita dalam mimpi saya ".
(Dengan kata lain, ibu Suzanne Ghanem bermimpi bahwa ia akan memiliki anak yang
memiliki penampilan seperti Hanan Monsour), Dan ternyata mimpi itu menjadi
kenyataan.
Pada usia 16 bulan, Suzanne menarik
telepon dari hook seolah-olah dia sedang mencoba berbicara dan berkata,
berulang-ulang, "Halo, Leila?" Keluarga tidak tahu siapa Leila itu.
Ketika dia sudah semakin besar, Suzanne menjelaskan bahwa Leila adalah salah
satu dari anak-anaknya dan bahwa dia bukanlah Suzanne, tapi Hanan.
Keluarga bertanya, "Hanan
siapa?". Suzanne menjawab, "Kepala saya masih kecil, tunggu sampai
lebih besar, dan saya dapat memberitahu anda ". Pada saat dia berumur dua
tahun, ia telah menyebutkan nama anak-anaknya yang lain, suaminya, Farouk, dan
nama-nama orang tuanya dan saudara-saudaranya – semuanya ada tiga belas nama.
Seorang teman melakukan penyelidikan
di kota di mana Keluarga Monsour tinggal. Ketika mereka mendengar tentang kasus
ini, Suzanne pun berangkat berkunjung ke keluarga Monsour. Pihak Keluarga
Monsour awalnya skeptis tentang klaim gadis itu. Mereka menjadi percaya ketika
Suzanne mengidentifikasi semua kerabat Hanan's dan menyebut nama –nama mereka
dengan tepat. Suzanne juga tahu bahwa Hanan telah memberikan perhiasan ke
Hercule kakaknya di Virginia, sebelum ia operasi jantungnya. Hanan
memerintahkan salah satu adiknya untuk membagi perhiasan kepada anak-anaknya.
Tidak ada satu pun diantara keluarga Monsour yang mengetahui tentang perhiasan
ini kecuali adiknya itu.
Sebelum dia bisa membaca atau
menulis, Suzanne menuliskan nomor telepon di selembar kertas. Kemudian, ketika
keluarga Suzanne pergi berkunjung ke rumah Monsour, mereka menemukan bahwa
nomor telepon itu cocok dengan nomor telepon keluarga Monsour, kecuali dua
digit terakhir yang sudah diubah. Sebagai seorang anak, Suzanne bisa membaca
orasi yang diucapkan di pemakaman saudara Hanan's, Nabih. Keluarga Suzanne
sempat merekam pembacaan orasi itu, namun sayang, rekaman itu akhirnya hilang.
Pada usia lima tahun, Suzanne
memanggil Farouk tiga kali sehari. Ketika Suzanne mengunjungi Farouk, dia duduk
di pangkuannya dan kepalanya disandarkan di dadanya.
Pada usia 25 tahun, Suzanne masih
menelpon Farouk. Farouk, adalah seorang anggota polisi, ia telah menerima dan
mengakui bahwa Suzanne adalah reinkarnasi dari almarhum istrinya, Hanan. Untuk
mendukung kesimpulan ini, Farouk menunjukkan beberapa foto dan Suzanne
secara akurat menunjuk puluhan orang dari mereka yang dikenalinya, dan Ia tahu
mengenai informasi lain yang hanya diketahui oleh Hanan.
Sumber: http://www.iisis.net
ANAK KEMBAR MENGINGAT HARI KEMATIANNYA
Kisah yang ditulis oleh John Macklin ini terbit di Ceylon Sunday Observer, pada tanggal 4 April 1965.
Cerita tentang anak kembar Pollock mungkin merupakan bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Mereka membicarakan kejadian yang terjadi delapan tahun yang lalu, peristiwa – peristiwa yang terjadi pada dua orang anak yang meninggal dunia sebelum anak kembar itu dilahirkan.
Joanna Pollock yang berusia 11 tahun dan adik perempuannya berusia 6 tahun, Jacqueline, melompat-lompat dengan gembira di trotoar dalam perjalanan mereka menuju misa. Waktu itu hari Minggu di bulan Mei 1957, di kota Whitley Bay di tepi pantai. Tiba – tiba kedamaian di awal musim panas itu pun sirna. Sebuah mobil memutari simpang jalan menerjang ke arah anak – anak itu. Kedua anak itu terluka parah.
Ini merupakan peristiwa tragis bagi pengantar susu keliling John Pollock dan istrinya Florence, menerima kenyataan bahwa kedua putrid mereka meninggal dunia. Dan setiap hari kesedihannya bertambah. Keluarga Pollock yakin bahwa Joanna dan Jacqueline kembali ke rumah kecil di balik laut utara yang kelabu.
Cerita mengenai anak kembar Pollock sudah menjadi bukti terkuat dalam rangkaian bukti – bukti yang mendukung teori kelahiran kembali. Peneliti kebatinan menilainya sebagai salah satu cerita yang paling menakjubkan dan menarik pada dekade itu.
Gillian dan Jennifer dilahirkan tujuh belas bulan setelah tragedi itu. Tak ada seorang pun yang pernah membicarakan pada mereka secara rinci perihal kematian saudara perempuan mereka… namun mereka tahu mengenai kecalakaan itu sampai pada hal yang sekecil – kecilnya. Dan semua yang mereka katakan sesuai dengan kenyataan. Jennifer yang lebih muda sepuluh menit dari anak kembar berusia 5 tahun itu, menyerupai Jacqueline, yang lebih muda dari kedua bersaudara yang telah meninggal dunia. Foto – foto menunjukkan kemiripan yang jelas.
Sejak malam ia dilahirkan, Jennifer memiliki bekas luka yang berwarna putih sepanjang 1,25 inci di dahinya. Jacqueline juga memiliki bekas luka yang sama – akibat jatuh ketika ia berusia tiga tahun. Masih ada kemiripan – kemiripan lain yang luar biasa : Jennifer memiliki tanda lahir yang berwarna merah kecoklatan di pinggangnya, berukuran sebesar sekitar 1 Shilling – Jacqueline juga memiliki tanda yang sama.
Keluarga Pollock terus mencatat kesamaan – kesamaan antara anak – anaknya yang masih hidup dengan anak – anaknya yang telah meninggal. Contohnya : Jennifer senang menulis. Tanpa disuruh ia melakukan kebiasaan aneh dengan memegang pensilnya di antara jari tengah kanannya dan menggerakkannya dengan jari telunjuk. Jacqueline juga melakukan hal yang sama.
Para peneliti tertarik dengan bukti – bukti yang ditawarkan oleh Tn. dan Ny. Pollock. Mereka mewawancarai anak – anak perempuan itu dan mendengarkan fakta – fakta tentang benda – benda dan tempat – tempat yang tidak pernah dialami atau dilihat oleh Jennifer dan Gillian tetapi pernah dialami atau dilihat oleh Joanna dan Jacqueline.
Gillian meniru Joanna dalam banyak hal pula. Ia menggunakan banyak ungkapan yang sama, cara berjalan yang sama, kecenderungan yang sama jika menggandeng tangan saudaranya.
Tetapi mungkin fakta yang paling menakjubkan adalah bahwa anak – anak itu membicarakan peristiwa kecelakaan tersebut, seolah – olah kejadian itu menimpa diri mereka sendiri. Gillian sering berbicara tentang rincian – rincian yang tak pernah diceritakan oleh orang lain kepadanya. Baru – baru ini Ny. Pollock mendapati Gillian, tangannya di bahu Jennifer, sedang menggambarkan secara gamblang luka – luka yang di derita Jacqueline dalam tabrakan itu.
Suatu ketika, sesudah anak – anak itu pergi jalan – jalan, seorang tetangga melihat mereka sedang menangis di sisi jalan. Mereka sedang berdiri tepat di lokasi di mana tragedi itu terjadi – dan sekali lagi, tidak ada seorang pun yang pernah memberitahu mereka lokasi yang tepat.
Suatu ketika Jennifer bertanya kepada ibunya, “ apa yang terjadi pada Tuan ? Apakah ia masih sangat sedih mengenai tabrakan itu ? Jennifer menyinggung nama pria yang mengendarai mobil itu, tahu di mana ia tinggal dan apa jenis kendaraan yang dikendarainya.
“ Baru – baru ini, “ kata ayahnya ; ketika aku berada di loteng aku menemukan sebuah kotak mainan yang telah kusimpan sejak anak – anak meninggal. Aku yakin sekali kalau si kembar tidak pernah melihat kotak itu dan tidak memiliki gambaran apa isi kotak itu. Aku memutuskan untuk memberikan mainan itu kepada mereka. Begitu aku membuka kotak itu, Gillian menyambar mainan kecil alat pemeras untuk memeras pakaian boneka yang basah dan berteriak kegirangan : “ Lihat ayah – ini alat pemerasku kembali “. Mainan itu dulunya milik Joanna dan merupakan mainan kesukaannya.
Kejadian – kejadian seperti ini – dan banyak lagi – yang membawa para ahli berkesimpulan bahwa anak kembar Pollock sudah pernah lahir ke dunia sebelumnya.
Orang terakhir yang perlu diyakinkan adalah ayah mereka. Ia beragama Katolik Roma, dan kepercayaannya itu tidak menerima teori reinkarnasi ( terdapat bukti bahwa kehidupan sebelum kelahiran diakui pada masa awal Gereja Kristen, tetapi kemudian dinyatakan ditolak oleh Sidang Kedua Konstantinopel pada tahun 553. Lihat Reincarnation, An East West Anthology, h.321 – penulis ). Tetapi sejak anak – anak meninggal ia memiliki perasaan aneh bahwa mereka akan digantikan dengan anak perempuan kembar dalam keluarganya. Ny. Pollock mencemooh pemikiran itu – demikian pula para dokter yang memeriksa Ny. Pollock. Mereka hanya dapat mendengar satu detak jantung. Tetapi yang lahir adalah anak kembar.
Pada mulanya Ny. Pollock tidak dapat menerima pemikiran reinkarnasi. Kini ia berkata : “ Aku telah dipaksa untuk menerimanya secara serius. Kemiripan badan jasmani yang menakjubkan, hal – hal luar biasa yang mereka katakan, dan kesamaan dalam hal – hal yang mereka perbuat telah membuatku percaya bahwa pastilah ada sesuatu di dalamnya. Orang – orang pernah datang ke rumah – orang – orang itu belum pernah berkunjung sejak Jacqueline dan Joanna meninggal, tetapi di kembar langsung mengenali mereka. Mereka selalu mengetahui nama – nama mereka. Bagaimana kalian dapat menjelaskan hal – hal seperti ini ?
Para peneliti kebatinan mengajukan pertanyaan yang sama, “ Saat anak – anak sudah cukup besar, “ Kata John Pollock, “ Aku akan memberitahu mereka tentang keyakinanku bahwa mereka sesungguhnya adalah dua saudara perempuan mereka yang kembali ke dunia. Lalu mereka dapat memilih untuk menyerahkan diri mereka di bawah pengaruh hipnotis yang mungkin dapat mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan mereka sebelumnya. “. Kemudian, mungkin cahaya baru akan terpancar dari cerita yang mengherankan mengenai anak kembar Pollock – anak – anak perempuan, yang sepertinya, menjalani kehidupan kedua kalinya.
Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kisah-kisah-kelahiran-kembali/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar