Meditasi bukan ritual agama, meditasi bukan dogma agama.
Tujuan meditasi bukan untuk mengubah orang berpindah agama Buddha, Meditasi
melampaui batas dan sekat agama, bangsa, ras, kedudukan, status, dsb. Meditasi
bukan belajar magic, hipnotis, mentalis, klenik, santet, dan sihir. Meditasi
bukan mau menjadi paranormal, dukun, ahli santet, sihir, feng shui. Tapi
meditasi bisa mengubah orang jahat menjadi baik dan benar, bahkan bisa jadi
orang suci.
Meditasi adalah esensi (intisari-pokok) ajaran Buddha Gotama untuk mencapai hidup bahagia lahir dan batin. Karena itu, umat manusia perlu mempelajari dan praktik meditasi, tidak peduli orang itu agamanya apa. Sebab, meditasi adalah pelatihan menenangkan pikiran dan akhirnya untuk mengendalikannya. Alasannya manusia punya pikiran, karena pikiran adalah ‘pilar’ yang amat menentukan hidup manusia.
Para doktor ahli psikologi dan kedokteran ahli bedah otak dari Barat dan Eropa telah menemukan bukti, gejala orang setelah berhasil meditasi ternyata otaknya membesar dan lebih cerdas dari semula. Juga hidupnya lebih bahagia akhirnya tentu merasa lebih bermakna dan lebih berguna bagi dirinya dan orang banyak. Silahkan buktikan sendiri dengan latihan meditasi yang benar.
Meditasi adalah esensi (intisari-pokok) ajaran Buddha Gotama untuk mencapai hidup bahagia lahir dan batin. Karena itu, umat manusia perlu mempelajari dan praktik meditasi, tidak peduli orang itu agamanya apa. Sebab, meditasi adalah pelatihan menenangkan pikiran dan akhirnya untuk mengendalikannya. Alasannya manusia punya pikiran, karena pikiran adalah ‘pilar’ yang amat menentukan hidup manusia.
Para doktor ahli psikologi dan kedokteran ahli bedah otak dari Barat dan Eropa telah menemukan bukti, gejala orang setelah berhasil meditasi ternyata otaknya membesar dan lebih cerdas dari semula. Juga hidupnya lebih bahagia akhirnya tentu merasa lebih bermakna dan lebih berguna bagi dirinya dan orang banyak. Silahkan buktikan sendiri dengan latihan meditasi yang benar.
Meditasi intinya adalah pelatihan pikiran agar jinak, lalu
kesadaran akan berkembang kuat. Untuk itu, bagi Pemula latihan Meditasi harus
rutin tiap pagi bangun tidur, setelah berbenah diri, lalu puja bakti dulu baca
paritta, dilanjutkan meditasi. Sore atau malam sebelum tidur juga lakukan
seperti waktu pagi dan diakhiri pelimpahan jasa kepada para Guru Dharma, para
leluhur dan orangtua serta semua makhluk yang telah meninggal dengan membaca
Ettawata.
Objek meditasi bagi Pemula ada 40 macam, tapi bisa kita pilih yang cocok misalnya perhatian pada masuk nafas dan keluarnya nafas di rongga hidung. Bisa juga perhatikan gerakan perut, atau sebut nama Buddho, Om-Mani-Pedme-Hum, dan sebagainya. Semua objek meditasi sama hanya pengantar untuk mencapai ketenangan pikiran, hingga berhenti.
Saat pikiran, ingatan dan sebagainya, berhenti, kesadaran makin kuat, konsentrasi kita makin tajam, berarti kita berhasil. Biasanya akan timbul rasa gembira, tenang, damai, sejuk dan bahagia luar biasa, hingga lupa waktu, makan dan segala. Inilah hasil awal meditasi.
Bila ada waktu luang panjang, boleh ikut program meditasi yang 10-30 hari Wipassana. Dengan ikut latihan Wipassana berarti pengalaman sudah berubah dan tambah maju. Diharapkan teknik dan pengalamannya harus dicatat dan diingat dengan benar dan teliti. Sebab hal-hal itu yang kelak akan dibawa dalam kehidupan keseharian kita, dan bisa membantu kondisi batin kita.
Maksudnya, hasil dari latihan rutin dan wipassana itu yang mampu menjadi alat pengendali batin atau pikiran dan perasaan kita, yang sering kali mudah bergolak, bila menghadapi setiap problem yang berat maupun yang ringan. Batin bergolak timbul ketika melihat seperti Polemik Buddha Bar yang tak kunjung selesai.
Batin bergolak: Mudah emosi, benci, dendam, iri-hati dan dengkian terhadap kemajuan orang atau pihak lain, mudah prustasi, kecewa, jengkel, mudah tersinggung, mau menang sendiri, tak mau mengalah, ego kuat/sombong, gengsian, sok pandai, sok suci, sok benar sendiri. Intinya: Lobha, Dosa dan Moha (keserakahan, kebencian dan kebodohan batin) kadang disebut pikiran negatif.
Batin bergolak mudah timbul dan tak terkendali itulah yang amat berbahaya, bagi dirinya sendiri, dan merugikan sendiri dan orang lain.
Setiap saat batin kita bergolak ketika bersentuhan dengan objek yang kita lihat, dengar, kecapan di lidah, sentuhan di tubuh, dan khayalan. Pada saat itu kalau kita tidak terkendali dalam kebijaksanaan hasil meditasi, kita mudah terpancing, terbawa emosi atau menyukai dan melekat terhadap objek tsb.
Teknik dan pengalaman wipassana itulah alat pengendali batin kita tiap saat/hari yang suka bergolak, bila bersentuhan dengan sikon dimana kita berada.
Keahlian atau kemahiran dari hasil latihan Wipassana dalam meredam dan membuang gejolak batin (pikiran negatif), dengan cara menyadari itulah disebut Meditasi yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Meditasi harus dilatih secara bertahap, dan rutin dengan semangat, rajin, ulet serta sabar. Jangan terlalu mengharap hasilnya dulu, namun latihan yang diutamakan. Dianjurkan latihan meditasi membaca panduan buku meditasi dulu, atau dibawah bimbingan Guru ahli meditasi.
Bila sudah mahir cara mengendalikan batin bergolak, anda disebut orang yang
paling bahagia, damai dan sejuk batinnya, sebab tak terusik oleh sikon dari
luar maupun dari dalam batin sendiri. Cirinya prilakunya sabar, cinta-kasih,
peduli, rendah hati, dan sebagainya.Objek meditasi bagi Pemula ada 40 macam, tapi bisa kita pilih yang cocok misalnya perhatian pada masuk nafas dan keluarnya nafas di rongga hidung. Bisa juga perhatikan gerakan perut, atau sebut nama Buddho, Om-Mani-Pedme-Hum, dan sebagainya. Semua objek meditasi sama hanya pengantar untuk mencapai ketenangan pikiran, hingga berhenti.
Saat pikiran, ingatan dan sebagainya, berhenti, kesadaran makin kuat, konsentrasi kita makin tajam, berarti kita berhasil. Biasanya akan timbul rasa gembira, tenang, damai, sejuk dan bahagia luar biasa, hingga lupa waktu, makan dan segala. Inilah hasil awal meditasi.
Bila ada waktu luang panjang, boleh ikut program meditasi yang 10-30 hari Wipassana. Dengan ikut latihan Wipassana berarti pengalaman sudah berubah dan tambah maju. Diharapkan teknik dan pengalamannya harus dicatat dan diingat dengan benar dan teliti. Sebab hal-hal itu yang kelak akan dibawa dalam kehidupan keseharian kita, dan bisa membantu kondisi batin kita.
Maksudnya, hasil dari latihan rutin dan wipassana itu yang mampu menjadi alat pengendali batin atau pikiran dan perasaan kita, yang sering kali mudah bergolak, bila menghadapi setiap problem yang berat maupun yang ringan. Batin bergolak timbul ketika melihat seperti Polemik Buddha Bar yang tak kunjung selesai.
Batin bergolak: Mudah emosi, benci, dendam, iri-hati dan dengkian terhadap kemajuan orang atau pihak lain, mudah prustasi, kecewa, jengkel, mudah tersinggung, mau menang sendiri, tak mau mengalah, ego kuat/sombong, gengsian, sok pandai, sok suci, sok benar sendiri. Intinya: Lobha, Dosa dan Moha (keserakahan, kebencian dan kebodohan batin) kadang disebut pikiran negatif.
Batin bergolak mudah timbul dan tak terkendali itulah yang amat berbahaya, bagi dirinya sendiri, dan merugikan sendiri dan orang lain.
Setiap saat batin kita bergolak ketika bersentuhan dengan objek yang kita lihat, dengar, kecapan di lidah, sentuhan di tubuh, dan khayalan. Pada saat itu kalau kita tidak terkendali dalam kebijaksanaan hasil meditasi, kita mudah terpancing, terbawa emosi atau menyukai dan melekat terhadap objek tsb.
Teknik dan pengalaman wipassana itulah alat pengendali batin kita tiap saat/hari yang suka bergolak, bila bersentuhan dengan sikon dimana kita berada.
Keahlian atau kemahiran dari hasil latihan Wipassana dalam meredam dan membuang gejolak batin (pikiran negatif), dengan cara menyadari itulah disebut Meditasi yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Meditasi harus dilatih secara bertahap, dan rutin dengan semangat, rajin, ulet serta sabar. Jangan terlalu mengharap hasilnya dulu, namun latihan yang diutamakan. Dianjurkan latihan meditasi membaca panduan buku meditasi dulu, atau dibawah bimbingan Guru ahli meditasi.
Sumber: http://sudhammacaro.blogspot.com/2010/08/meditasi-yang-benar-dalam-keseharian.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar